Misteri Kematian Wartawan Senior Adityawarman: Satu Pelaku Ditangkap

Pemakaman jenazah

BlogGua, Bangka Belitung – Kasus kematian wartawan senior sekaligus Pimpinan redaksi media Okeybozz.com, Adityawarman (48), perlahan mulai menemukan titik terang. Polisi berhasil menangkap satu terduga pelaku, sementara satu lainnya masih dalam pengejaran.

Jenazah Adityawarman ditemukan pada Jum'at, 8 Agustus 2025 sekitar pukul 13.00 WIB, tak lama setelah salat Jum'at. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sumur kebun miliknya di Jalan Jembatan 12, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang, Bangka Belitung. Penemuan ini berawal dari pencarian intensif yang melibatkan aparat kepolisian dan anjing pelacak.

Pelarian dan Penangkapan

Penyelidikan mengarah pada hilangnya mobil Daihatsu Terios milik korban. Berdasarkan teknologi pelacakan dan keterangan saksi, mobil terdeteksi menyeberang dari Pulau Bangka ke wilayah Palembang, Sumatera Selatan. Polisi kemudian berkoordinasi dengan Polda Sumsel, hingga akhirnya kendaraan tersebut ditemukan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bersama seorang pria bernama Martin, yang diketahui menggunakan identitas alias Akmal.

Martin diduga terlibat dalam tindak pidana ini, meski perannya masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga mengungkapkan bahwa Martin terlihat bersama Hasan Basri, tukang kebun korban, saat penyeberangan. Hasan Basri kini menjadi buronan utama setelah melarikan diri ke hutan saat Martin ditangkap.

Proses Autopsi

Jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda Babel untuk proses autopsi. Pihak keluarga menyebut autopsi selesai sekitar pukul 21.15 WIB pada Jum'at malam, lebih cepat dari perkiraan pihak kepolisian.

Sabtu pagi, 9 Agustus 2025, jenazah dishalatkan di Masjid Aik Itam pada pukul 07.00 WIB. Usai shalat, jenazah dimakamkan pukul 08.00 WIB di TPU Sinar Bulan. Keluarga, kerabat, dan rekan sejawat di dunia pers turut menghantar kepergian almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Duka dari Rekan Sejawat

Kepergian Adityawarman meninggalkan duka mendalam, tidak hanya di Bangka Belitung, tetapi juga di kalangan jurnalis nasional.

Wahyu, seorang jurnalis dari Jakarta yang pernah bersama almarhum dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Dewan Pers di DKI Jakarta, mengungkapkan kesan mendalamnya.

“Almarhum adalah pribadi yang baik, ramah, dan mudah bergaul. Kami sangat kehilangan. Almarhum orangnya santai, bersahabat, dan cepat akrab. Sangat menyenangkan berdiskusi dengannya, terutama soal dunia jurnalistik,” ujar Wahyu.

Senada, Pazri Romi, jurnalis asal Lampung, juga menuturkan pengalamannya bersama almarhum saat UKW.

“Selama proses UKW, Aditya menunjukkan semangat tinggi dan integritas sebagai jurnalis. Ia aktif dalam diskusi, kritis terhadap materi ujian, namun tetap rendah hati dan terbuka terhadap masukan. Rekan-rekannya sepakat bahwa Aditya adalah wartawan yang profesional dan menyenangkan,” ungkap Pazri.

Sikap AJI Pangkalpinang

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pangkalpinang turut memantau perkembangan kasus ini dengan melakukan pengecekan melalui keluarga, pihak kepolisian, rekan korban, hingga menelusuri pemberitaan di media korban selama dua bulan terakhir.

Berdasarkan penelusuran tersebut, AJI Pangkalpinang sementara berpendapat belum ditemukan kaitan antara kematian korban dengan profesinya sebagai wartawan maupun berita yang dibuatnya. Temuan ini didasarkan pada keterangan keluarga, hubungan antara korban dan pelaku, serta kronologi lengkap dari hilangnya korban hingga ditemukan meninggal dunia.

Atas dasar itu, AJI Pangkalpinang menyatakan tiga sikap:

1. Mendesak kepolisian untuk mengungkap kasus secara terang benderang dan menangkap semua pelaku.

2. Mendesak kepolisian untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat guna menghindari misinformasi di masyarakat.

3. Mengimbau jurnalis dan masyarakat untuk menghentikan penyebaran foto dan video jenazah korban di media sosial maupun grup pesan instan, demi menghormati keluarga.

“Hasil penelusuran AJI, sampai saat ini belum ditemukan adanya hubungan antara kematian korban dengan pemberitaan,” ujar mantan tenaga ahli Dewan Pers, Arif Supriyono.

Keluarga berharap agar semua pelaku segera tertangkap dan diadili sesuai hukum. Dunia jurnalistik Bangka Belitung kehilangan sosok yang teguh memperjuangkan kebenaran, sementara masyarakat pers nasional merasakan kehilangan figur yang hangat dan bersahabat. (*)

0 Komentar

Silahkan Komentar