Di Pesibar, Penyaluran Program Perluasan Sembako Diduga Tidak Tepat Sasaran

BlogGua, Pesisir Barat - Pandemi corona menyebabkan pemerintah mengucurkan bantuan untuk masyarakat terdampak yang datanya di luar dari warga yang terdaftar pada Basis Data Terpadu (BDT) dan telah menerima berbagai bantuan dari pemerintah meskipun sebelum pandemi covid 19 terjadi.

Namun demikian Diduga terjadi carut marut data penerima bantuan pemerintah, utamanya bantuan untuk penanganan dampak pandemi covid 19 saat ini, seperti program bantuan Perluasan Sembako, yang kemungkinan bisa saja terjadi di 116 Pekon dan dua kelurahan yang ada di Kabupaten Pesisir Barat.

Diantaranya yang terjadi di Pekon Walur Kecamatan Krui Selatan, pada program perluasan sembako akibat pandemi covid 19. Ada penerima bantuan BLT yang namanya masih tercantum sebagai penerima tetapi orangnya sudah meninggal. Ada juga suaminya merupakan penerima BLT dan istrinya juga merupakan penerima Bansos. Ada juga aparat Pekon yang notabene mendapat honor dari negara Rp2juta lebih perbulan. Namun istrinya tercatat sebagai penerima BLT.

Peratin Pekon Walur Kecamatan Krui Selatan, Yoyon Yufriza, saat dikonfirmasi tentang prihal tersebut, membenarkan bahwa hal itu memang terjadi di pekon tersebut. Namun kata dia data penerima BLT sebanyak 30 orang tersebut berasal dari data Dinas Sosial (Dinsos) kabupaten Pesisir Barat, bukan merupakan usulan dari Pekon.

"Masalah penambahan juga dari PKH pada program perluasan sembako ada 30 orang. Kalau BLT dana desa itukan masih digodok , ada kriterianya yang menerima seperti apa model, dan itu diserahkan kepada tim gugus tugas, Dan kalau BLT dari Dana Desa memang belum dibagikan. Tetapi kalau BLT dari dinsos, ya seperti itu datanya, gak bisa pula kami rubah karena itu dari dinsos," kata Yoyon, saat ditemui di balai Pekon Walur.

Akibat carut marutnya data di Dinsos, kata dia, betul ada orang yang sudah meninggal dan masih tercantum sebagai penerima BLT. Namun bantuan itu diterima oleh suami almarhumah tersebut, demikian pula hal lainnya.

"Itu data, kalau dulu namanya BDT, sekarang berubah sudah berubah apa namanya. Datanya dari dinsos kami gak bisa merubah dan yang meninggal Diganti sama suaminya. Benar itu, aparat Pekon dapat bantuan juga tapi datanya dari dinsos. Ini susahnya beban peratin, masyarakat bergejolak kami yang disalahkan, inilah resiko pemimpin," kata Yoyon.

Kemudian disinggung tentang ada seorang perempuan warga Pekon Walur, yang kondisinya saat ini lumpuh dan sudah sekitar empat bulan ditinggal suaminya. Namun perempuan tersebut sama sekali tidak mendapat bantuan dari pemerintah dan pihak pekon. Yoyon juga membenarkan hal itu. Namun kata dia pihaknya tidak bisa merubah data yang sudah ada di dinas sosial.

"Ya namanya Azna, kami tetap berusaha dalam upaya agar dia dapat PKH. Tiap kami bertemu dinsos, kami sampaikan, kami katakan ayo kita rubah, agar yang dapat itu memang betul-betul orang yang membutuhkan. Apa kata Dinsos, jawaban mereka ya nanti diupayakan, tetapi pas keluar datanya , yang keluar nama itu-itu lagi," kata Yoyon.

Namun, kata Yoyon untuk BLT yang bersumber dari Dana desa (DD) Ia berharap tidak ada kesalahan yang terjadi dalam penyaluran penerimanya merupakan warga yang betul-betul layak.

"Kalau BLT dari dana Pekon saya serahkan ke gugus tugas Pekon mudah-mudahan gak salah, hari ini mereka masih jalan mendata," kata dia.

Disinggung tentang digunakan apa saja dana covid 19 tahap pertama sebesar Rp15juta yang berasal dari Alokasi DD Pekon Walur, Yoyon mengatakan Ia belum bisa menjelaskan hal tersebut.

"Belum bisa saya jelaskan karena sudah saya serahkan ke petugasnya. Apa - apa saja yang dikeluarkan, apa yang dibeli belum bisa saya jawab," kata Yoyon.

Terkait dugaan carut-marutnya data penerima program perluasan sembako di Kabupaten Pesisir Barat, sehingga tidak tepat sasaran. Dari informasi yang dihimpun, hal itu juga terjadi di wilayah Kecamatan Pulau Pisang yang wilayahnya memiliki enam Pekon. Yaitu adanya pasangan suami istri yang masing-masing mendapat Bansos, meskipun ada dalam satu Kepala Keluarga (KK), juga aparat Pekon yang juga mendapat Bansos.

(Wari/TIM)

0 Komentar

Silahkan Komentar