LSM GETAR : Catatan Merah Era Pairin-Djohan, Nampak Jelas Bangun Kekuasaan Bukan Kemajuan Daerah

BlogGua, Kota Metro -Buruknya sistem pengelolaan keuangan dan tidak transparannya Pemerintah Daerah Kota Metro Era kepemimpinan Pairin-Djohan, mendapat kritik keras dari unsur elemen masyarakat setempat.

LSM Gerakan Transparansi Rakyat (GETAR) Lampung, membeberkan hal data fakta informasi hasil monitoring dan investigasi lapangan tim LSM Getar era Pairin-Djohan, menjadi catatan merah.

"Mendekati akhir periode Pairin-Djohan, tak menunjukan perubahan atas kebijakan dan pengelolaan keuangan daerah. Justru di era-nya malah membesarkan koloni masal menempatkan jabatan orang-orang terdekat, kerabat dan family-nya. Termasuk soal proyek yang terendus dikoordinir oleh orang-orangnya, hasilnya infrastruktur di Metro Carut-marut," ungkap Edison, Direktur Eksekutif LSM Getar Lampung, Minggu (8/9/19).

Selama perjalanan roda kepemerintahan Kota Metro Era Pairin-Djohan, cukup banyak hal yang perlu di ungkap dan di ulas kembali. Adapun halnya yakni tentang kebijakan-kebijakan yang di buat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro Pairin-Djohan, khususnya di segi pengelolaan keuangan daerah/negara yang dititik fokuskan pada program pembangunan infrastruktur fisik.

Dugaan TSM pengkoordiniran proyek dan setoran proyek, muncul nama anak Wali Kota Metro yang akrab di sapa "Pangeran". Penempatan jabatan lingkup Pemerintah setempat, terindikasi jual beli jabatan hingga tingkat jabatan Kepala Sekolah dan indikasi kepentingan politik.

Dugaan kepentingan politik Wali Kota Metro A.Pairin yang berencana memajukan Welly Adi Wantra (Menantu) maju di Pilwakot Metro 2020 mendatang. Sementara "Pangeran" Ardito Wijaya maju di Pilbup Lampung Tengah.

Edison membeberkan, indikasi ada unsur kepentingan politik itu, hal kecilnya dapat di dilihat dengan ditempatkan Direktur RSUD A.Yani Metro itu siapa? dan Wali Kota A.Pairin siapa? termasuk menempatkan jabatan Kepala Dinas Kesehatan, di indikasikan juga kepentingan politik ke ranah pengambilan suara massa, karena Kadis Kesehatan itu siapa?

Momen saat inilah waktu membuka tabir rezim, raport atau catatan Merah Era Pairin-Djohan bukan maju untuk perubahan Kota Metro, namun terindikasi membangun dan mempeluas kekuasaan dengan menempatkan kerabat, sanak dan family menduduki jabatan strategis di Pemerintahan yang dipimpin. Sementara, dugaan ataupun indikasi pelanggaran, kerap muncul di media, taka ada buah dalam penegakan hukum di Kota Metro, Whats Up,?

Selama ini juga, Edison melanjutkan, LSM GETAR Lampung, mensoroti beberapa kegiatan mega proyek di TA 2017, 2018 dan TA 2019 terbaru hingga penentuan anggaran DAK 2019 yang tidak terserap fokus di Dinas Perdagangan dan Pasar serta Dinas PUPR, untuk fisik dengan nilai Milliaran Rupiah.

Persoalan lama yang terhendus telah ditangani Pihak Polresta Metro, belum jelas kelanjutan, Proyek Gedung Pramuka, Proyek pembangunan Pasar dan beberapa hal yang telah masuk di ranah hukum, terakhir soal proyek Gedung Disporapar dan Puskesmas Iringmulyo yang diserah terimakan oleh Kadis PUPR serta Sekkot, belum laik guna pakai bangunan.

"Semua hal ini, kami dari LSM Getar, memiliki data informasi (hard dokumen), dan telah dilakukan pemantauan, monitoring langsung ke lapangan, termasuk proyek yang katanya di dampingi tim TP4D-pun tak lepas dari monitoring kami,"jelasnya.

Edison menegaskan, "Kedepan dimungkinkan LSM GETAR berkoalisi dengan Ormas/LSM yang ada bersatu untuk Aksi turun kejalan. Sebab indikasi Bukan "Main Mata" nampak jelas dengan hilangny beberapa kasus yang masuk dan telah di tangani pihak Kejaksaan dan Polres,"tegasnya.

(Red)

0 Komentar

Silahkan Komentar